Senin, 07 Januari 2013

ARTIKEL PARIWISATA INDONESIA

“Mengembangkan Industri Pariwisata dalam Mendukung Visit Indonesia Years 2009 – 2014 untuk Meningkatkan Kinerja Perekonomian Nasional dan Memantapkan

“Mengembangkan Industri Pariwisata dalam Mendukung Visit Indonesia Years 2009 – 2014 untuk Meningkatkan Kinerja Perekonomian Nasional dan Memantapkan Daya Saing Bangsa”

Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai buah dari usaha ekonomi nasional yang mandiri maka mengembangkan industri pariwisata merupakan suatu keniscayaan. Pengembangan industri ini sangat dimungkinkan mengingat begitu kayanya alam Indonesia dengan begitu banyaknya ragam pesonanya. Mulai dari keindahan alam, khazanah peninggalan sejarah, keunikan adat budaya berbagai suku bangsa dan aneka atraksi festival dan pagelaran budayanya.

Semua daya pesona itu tentu tidak dapat begitu saja memberi nilai tambah bila kemudian tidak diiringi dengan ikhtiar menggugah minat pasar untuk mengunjungi serta menikmati terhadap berbagai obyek wisata yang ada.

Di antara usaha untuk menarik minat pasar itu adalah adanya inisiatif dari industri pariwisata secara periodik berkelanjutan untuk mengadakan Visit Indonesia Years (Tahun Kunjungan Wisata) yang dikenalkan dan dipromosikan ke berbagai Negara bangsa di dunia.

Memang ada persyaratan untuk bisa menyelenggarakan atau terselenggaranya Visit Indonesia Years ini, diantaranya adalah meningkatkan jalinan hubungan untuk memperkuat komitmen bersama sebagai pemangku kepentingan dari industri pariwisata yaitu dari kalangan pemerintah, swasta dan masyarakat.

Kebersamaan ketiga unsur ini dalam pengembangan industri pariwisata memiliki posisi yang sangat menentukan karena keterkaitannya secara langsung terlibat dalam berbagai aktifitas kepariwisataan. Mengingat bahwa lahirnya sebuah kebijakan pemerintah kemudian diiringi dengan ikhtiar melakukan pelayanan yang professional dari pihak swasta serta hadirnya dukungan berupa partisipasi kreatif dari masyarakat maka dengan sendirinya akan terakselerasi gerakan kepariwisataan nasional.

Persyaratan berikut adalah bergeraknya kinerja ekonomi secara lebih sinergis dalam memajukan industri pariwisata seperti misalnya peranan departemen-departemen baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak langsung misalnya Departemen Perhubungan khususnya dalam mengeluarkan berbagai kebijakan yang erat hubungannya dengan penerbangan, begitu juga Departemen Pekerjaan Umum dalam membangun, memelihara berbagai sarana prasarana seperti jalan dan sarana umum lainnya. Demikian pula dengan departemen-departemen lainnya, baik Depatemen Perdaganan, Departemen Koperasi dan Usaha Menengah dan Kecil terutama dalam menyediakan berbagai barang dagangan dan berbagai barang-barang kerajinan. Kendati memang instansi departemen-departemen yang berada di pusat tidak langsung menyentuh para konsumen, akan tetapi koordinasinya dengan berbagai jajaran aparat di bawahnya seperti dalam kebijakan tentang adanya sentra-sentra perdagangan itu sangat berpengaruh pada tata ruang perkotaan, seperti pengembangan pasar swalayan dan pembenahan pasar lingkungan, dalam kaitannya dengan jalur lalu lintas dan keindahan kota.

Kedua hal persyaratan baik kerjasama pemangku kepentingan dan kinerja di bidang ekonomi tadi tidaklah cukup untuk mengembangkan industri pariwisata yang dapat mendukung Visit Indonesia Years karena dalam dunia yang penuh kompetitif dibutuhkan keunggulan komparatif agar memiliki daya saing.

Untuk membangun daya saing ini diantaranya yang harus dikembangkan adalah bagaimana agar obyek-obyek wisata yang ada atau yang akan dikembangkan terjamin keamanannya, terpelihara kebersihannya serta sangat peduli terhadap lingkungan hidup seperti bagaimana gerakan penghijauan perkotaan dengan dialokasikannya hutan-hutan perkotaan dan taman-taman rekreasi yang sekaligus dapat menjaga kesegaran dan kenyamanan perkotaan.

Lebih-lebih tentunya pelestarian lingkungan hidup pada obyek-obyek wisata termasuk menjaga hutan lindung dan reboisasi hutan-hutan yang telah gundul. Bukankah suatu negara bisa dikatakan unggul dari negra lain bila ia (tanah airnya) bisa memelihara hutannya dengan terus menerus melakukan penghijauan, yang tidak sebatas halaman rumahnya saja maka masyarakat dunia akan menjadikannya negara tersebut sebagai paru-paru yang dapat berfungsi agar dunia bisa bernafas lega sehingga terjamin pula adanya udara yang segar dengan kehidupan manusia yang penuh dengan suasana alam yang nyaman dan menyenangkan. Selain tentunya sebagi upaya menangani pemanasan global yang telah banyak dirasakan berbagai negara dengan perubahan musim yang tidak menentu dan ekstrim.

Di samping itu hal yang perlu pula diwaspadai yang bukan hanya keterlibatan atau diserahkan sepenuhnya kepada Departemen Kesehatan untuk menanganinya, karena ini juga terkait dengan kebijakan negara- negara lain yaitu dalam hal ini adalah berbagai penyakit yang begitu aktif dan cepat menular skaligus cepat mematikan. Tetapi harus menjadi kebijakan nasional dari Kepala Negara, bagaiana mencegahnya agar masyarakat negeri ini tidak rentan terhadap berbagai macam virus yang ditemukan akhir-akhir ini.

Jadi kalau demikian maka tidak hanya sekedar mengefektifkan kinerja dibidang ekonomi saja bila menghendaki adanya lompatan kesuksesan bagi industri pariwisata, tetapi juga harus melibatkan kerja dari unsur-unsur keamanan negara, termasuk dalam hal ini unsur intelejen. Sebab tidak bisa dianggap ringan tentang adanya gerakan terorisme, apakah itu atas dasar agama atau atas dasar ketidak adilan tatanan dunia. Apalagi bila kemudian negeri ini menjadi sasaran kapitalisme. Sehingga disadari ataupun tidak, negeri ini sudah menjadi arena pertempuran bagi kapitalisme dan terorisme. Sebab masih segar dalam ingatan kita bagaimana bom yang meledak pada sebuah hotel yang cukup luar biasa memprihatikannya bagi kemanusiaan. Kejadian ini bukanlah tanggung jawab dari jajaran perhotelan, tetapi sesungguhnya jajaran keamanan negara. Jadi industri pariwisata membutuhkan sinerji penguatan-penguatan dengan berbagai sektor pemerintahan yang terkait, termasuk dalam hal ini berbagai unsur keamanan.

Membangun daya saing bangsa ditengah bangsa-bangsa lain yang telah lebih dulu unggul maka jalan yang harus ditempuh adalah bagaimana mematakan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa ini, sekaligus memilah sektor mana yang kiranya dapat menjadi pendongkrak keunggulan bangsa ini, sehingga punya posisi tawar, bisa sejajar, bahkan bila mungkin lebih selangkah dari bangsa lain. Tentu bagi orang pariwisata sektor itu adalah pariwisata, karena mampu menjalin kedekatan bahkan meningkatkan kinerja di bidang ekonomi juga bidang-bidang lain yang strategis, sehingga apa yang menjadi cita-cita kemerdekaan hidup yang aman, damai, adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terdekati adanya. Di sini pariwisata dapat dijadikan media untuk menempatkan rakyat sebagai manusia yang memiliki harkat dan bermartabat. Semoga !


Jakarta, 6 Agustus 2009

Drs. Ahmad Zacky Siradj
Sekretaris Jenderal Badan Pimpinan Nasional Masyarakat Pariwisata Indonesia (BPN MPI)

Kamis, 15 Oktober 2009

MENGEMBANGKAN INDUSTRI PARIWISATA

MENGEMBANGKAN INDUSTRI PARIWISATA
DALAM MENDUKUNG VISIT INDONESIA YEARS 2009 - 2014
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEREKONOMIAN NASIONAL
DAN MEMANTAPKAN DAYA SAING BANGSA 1)

Oleh : Ahmad Zacky Siradj 2)

Sesungguhnya industri pariwisata ini merupakan suatu industri yang biasanya dihubungkan secara langsung dengan pembangunan ekonomi. Industri ini memiliki hubungan multi dimensi yang tidak hanya terkait erat dengan bidang ekonomi saja, tetapi hampir setiap bidang pembangunan nasional bersentuhan dan erat kaitannya dengan industri pariwisata ini. Lebih-lebih hadirnya industri jasa ini merupakan manifestasi kehadiran aktifitas manusia seperti juga industri-industri dalam bidang-bidang pembangunan yang lainnya. Mengingat begitu eratnya dengan berbagai bidang lain dalam proses pembangunan nasional maka aktifitas kepariwisataan bisa dikembangkan secara optimal. Sehingga pengembangan merupakan suatu proses pelaksanaan program yang terus meningkat ke arah puncak capaian sesuai dengan tujuan yang telah dicanangkan. Jika kita sedikit menengok pada Pembukaan UUD 1945 maka ada amanah yang kiranya dapat dijadikan capaian tujuan itu, yakni terwujudnya kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut mewujudkan perdamain dunia. Kata-kata kunci dari Pembukaan UUD 1945 tersebut penting dikemukakan agar industri pariwisata ini, terutama program-program kegiatannya, tidak keluar dari cita-cita mendirikan negara ini. Karena itu cukup relevan apa yang menjadi topik pembicaraan pariwisata kali ini, yakni bagaimana pengembangan industri pariwisata dalam mendukung Visit Indonesia Year 2009 – 2014 untuk meningkatkan kinerja perekonomian nasional dan memantapkan daya saing bangsa. Sebagai bangsa yang bermartabat maka sudah barang tentu harus

mempunyai pergaulan sesama bangsa-bangsa lain di dunia, bukan hanya sejajar tetapi juga tingkatan martabatnya, harus relatif lebih unggul di banding bangsa-bangsa lain dengan tentu ditunjukkan oleh keunggulan khazanah budaya dan sejarah bangsanya sendiri. Semua ini tentunya akan dapat menjadi unsur utama dalam penyelenggaraan Visit Indonesia Year 2009 – 2014.

Karena memang terjalinnya pergaulan atau komunikasi antar bangsa-bangsa tersebut di antaranya diwujudkan melalui pintu kegiatan pariwisata yakni visit year itu. Melalui visit year ini bangsa-bangsa lain dapat melihat, menyaksikan, menikmati dan mengambil pelajaran juga hikmah tentang sejarah dan perjalanan perkembangan kebudayaan masyarakat bangsa Indonesia. Pariwisata dalam hal ini menjadi pintu bagi pencerahan pengetahuan umat manusia dengan memperoleh berbagai kekayaan pengalamannya dan dari situ lahir berbagai inspirasi untuk kemudian memacu peradaban umat manusia yang lebih luhur dan mulia. Indonesia kiranya mampu berbicara dalam konteks ini. Sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dunia internasional mengingat khazanah kebudayaan kita yang relatif sangat kaya begitu pula keindahan alamnya yang sangat menarik.
Untuk semua itu kita harus membangun cara pandang baru tentang pariwisata sebagai unsur utama perekonomian nasional, apalagi bila kita ingin mengembangkan industri pariwisata sebagai alat dukung bagi meningkatkan harkat dan martabat negara bangsa di tengah pergaulan dunia internasional yang memiliki daya saing. Ada beberapa langkah strategis yang kiranya dapat dijadikan pertimbangan dalam membangun cara pandang ke arah itu. Dalam hal ini industri pariwisata dapat dipandang sebagai penentu :
Pertama, meningkatnya kesejahteraan masyarakat bangsa. Kedua, terbentuknya kepribadian bangsa Indonesia. Ketiga, terjaganya dan terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat, terjalinnya hubungan antar bangsa-bangsa di dunia secara damai, harmonis dan berperadaban. Kelima, terbinanya kreatifitas masyarakat bangsa dalam berbagai segi kehidupan. Keenam, terbangunnya keseimbangan hidup masyarakat bangsa dengan keberlangsungan kehidupannya. Ketujuh, terbangkitkannya spiritualitas masyarakat bangsa. Kedelapan, terjalinnya kebersamaan dan kepedulian untuk percepatan optimalisasi sektor pariwisata.

1. Untuk meningkatnya kesejahteraan masyarakat bangsa, maka peran pariwisata antara lain :
- Terbukanya lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung.
- Terkuranginya kemiskinan dan pengangguran.
- Terciptanya keahlian spesialisasi di bidang pariwisata dengan standar kompetensi internasional.
- Meningkatnya pendapatan masyarakat.
- Meningkatnya pendapatan daerah.
- Meningkatnya devisa negara.

2. Untuk terbentuknya kepribadian bangsa Indonesia, peran pariwisata antara lain :
- Berkembangnya kebudayaan daerah sehingga dapat menumbuhkan kearifan lokal.
- Berkembangnya kebudayaan nasional sehingga dapat memperkaya peradaban umat manusia di dunia.
- Terpeliharanya khazanah sejarah dan budaya sehingga masyarakat bangsa sadar terhadap perjuangan dan tanggung jawab masa depannya.

3. Untuk terjaganya dan terpeliharanya keutuhan NKRI, peran pariwisata antara lain :
- Terpeliharanya keasrian tanah air tercinta karena dipandang sebagai bagian dari halaman rumah kita.
- Terbangunnya dan terlaksananya kegiatan-kegiatan pariwisata di pulau-pulau terdepan/terluar sehingga menjadi unsur pertahanan teritorial yang strategis.
- Terpeliharanya keindahan alam dan keberlanjutannya lingkungan hidup sehingga kepastian batas wilayah negara terawasi setiap saat.

4. Untuk terjalinnya hubungan antar bangsa-bangsa di dunia secara damai, harmonis dan berperadaban, maka peran pariwisata antara lain :
- Terlaksananya proses akulturasi secara damai dengan tidak memupus jati diri bangsanya masing-masing.
- Terjalinnya studi komparatif dari setiap keunggulan budaya bangsa-bangsa.
- Saling menghargai atas keunggulan khazanah sejarah dan budaya sehingga bersepakat menempatkannya sebagai puncak peradaban manusia.

5. Untuk terbinanya kreatifitas masyarakat bangsa dalam berbagai segi kehidupan, maka peran pariwisata antara lain :
- Berkembangnya sanggar-sanggar seni budaya.
- Bermunculannya pusat-pusat kerajinan tangan.
- Berkembangnya dapur-dapur kreatif yang membuat aneka jenis makanan daerah dan tradisional.
- Terciptanya suasana yang kondusif bagi kreatifitas kaum muda yang kreatif.
- Terbinanya berbagai keahlian yang menopang langsung terhadap perkembangan pariwisata.

6. Untuk terbangunnya keseimbangan hidup masyarakat bangsa dengan keberlangsungan kehidupannya, maka peran pariwisata antara lain :
- Terjaganya dan terpeliharanya hutan dengan segala habitatnya.
- Terbinanya alam kehidupan pedesaan.
- Terpeliharanya tatanan kota tua.
- Terjaganya lingkungan udara segar dengan penghijauan perkotaan.
- Terbangunnya sikap hidup budaya bersih.
- Terefleksikannya sikap hidup yang ramah, bersahabat dan suka menolong.

7. Untuk terbangkitkannya spiritualitas masyarakat bangsa, maka peran pariwisata antara lain :
- Terbangunnya cara pandang bahwa pariwisata merupakan jendela mensyukuri nikmat Tuhan.
- Pusat-pusat keagamaan dapat menjadi obyek kunjung yang memiliki daya tarik.
- Upacara-upacara keagamaan sebagai atraktif yang dapat mengundang pesona.

8. Terjalinnya kebersamaan dan kepedulian
- Agar ketujuh hal di atas dapat terealisasikan secara optimal maka perlu adanya kebersamaan antara pemangku kepentingan pariwisata yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat.
- Jika pemangku kepentingan ini memiliki kepedulian yang tinggi maka persoalan promosi, aksesibilitas, transportasi, akomodasi, keamanan juga pengembangan produk mendapat penyelesaian secara seksama.
- Untuk memelihara kebersamaan dan kepedulian tersebut maka institusi, regulasi, kemampuan manusia yang menangani industri pariwisata ini sedapat mungkin memenuhi yang diharapkan.

Demikianlah beberapa langkah untuk membangun cara pandang dan cara menyikapi dunia pariwisata sebagai salah satu industri jasa yang strategis bagi mewujudkan cita-cita masyarakat bangsa Indonesia.

Jakarta, 2 Juli 2009
1) Makalah disampaikan pada Forum Group Discussion (FGD) Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia. Kamis, 2 Juli 2009.
2) Sekretaris Jenderal Badan Pimpinan Nasional Masyarakat Pariwisata Indonesia (BPN MPI)

PERAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA *)

Oleh : Drs. Ahmad Zacky Siradj**)


Masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam pengembangan pariwisata, karena pada dasarnya pilar pariwisata itu terdiri dari pertama pemerintah, kedua swasta dan ketiga masyarakat, yang sering disebut tiga pilar utama pariwisata. Misalnya, setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai pengembangan pariwisata yang diiringi dengan regulasinya tentunya. Kemudian pihak swasta yang secara professional menyediakan jasa pelayanan bagi pengembangan pariwisata tersebut, maka tugas masyarakat adalah selain senantiasa membangkitkan kesadaran tentang pentingnya pariwisata juga menumbuh-kembangkan kreatifitas yang melahirkan berbagai kreasi segar yang mengundang perhatian untuk kemudian menjadi daya pikat pariwisata.

Mengenai pengembangan atau menumbuhkan kesadaran pariwisata di kalangan masyarakat ini bukanlah hal yang mudah. Walaupun secara sosiologis keberadaan masyarakat Indonesia sesungguhnya sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata, baik dengan kekayaan adat istiadatnya, kreasi seni dalam berbagai segi kehidupannya juga khazanah lingkungan dan sejarahnya yang relative cukup kaya dan menjadi kebanggaan dunia.

Ketidak mudahan menumbuh-kembangkan kreasi itu diantaranya terletak pada :
Pertama, masih ada stigma pandangan bahwa pariwisata dapat mempengaruhi kehidupan yang kurang baik atau akan berpengaruh buruk pada proses pembentukkan moral masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa melalui pariwisata terjadi proses akulturasi budaya yang sesungguhnya juga di balik itu semua banyak memberikan nilai tambah.

Kedua, masih adanya sikap yang berlebihan terhadap turis terutama wisman (wisatawan manca negara), baik dari sisi keamanan maupun dari sisi kesehatan. Sehingga kewaspadaan yang berlebihan dapat saja berakibat kurang kondusifnya bagi para turis tatkala mereka mengunjungi suatu obyek wisata.

Ketiga, belum tumbuhnya sikap masyarakat untuk melindungi dan memberikan pelayanan kepada para turis minimal dengan mengucapkan selamat dan memberi senyuman sehingga masih terjadi insiden-insiden ketidak amanan di berbagai daerah yang menjadi obyek wisata.

Keempat, belum terbentuknya sikap dan cara pandang bahwa pariwisata, seperti banyak terbukti di berbagai Negara, menjanjikan pula bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

Keempat hal tersebut sesungguhnya dapat terkurangi, bila tidak hilang sama sekali, dengan adanya proses sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat, misalnya dengan ditunjukkannya komitmen yang kuat dari pemerintah untuk secara sungguh-sungguh membangun pariwisata maka dengan sendirinya akan secara spontanitas muncul pula partisipasi masyarakat. Dari sini dengan sendirinya akan lahir dan berkembang kreasi kepariwisataan sebagai bentuk partisipasi masyarakat, yang sekaligus juga sebagai bentuk komitmennya. Apalagi jika kemudian pada masyarakat tersebut telah terbangun suatu pandangan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat mendatangkan devisa negara, meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat. Sehingga pariwisata dapat dilihat sebagai sektor yang sanggup mewujudkan kesejahtaraan masyarakat.

Untuk melangkah kearah itu masyarakat dapat memulainya dari rumah dan halamannya. Bagaimana rumah itu ditata secara rapi baik mulai dari ruang tamu maupun semua bagiannya siap menyambut dan menerima tamu yang datang agar merasa enak dan betah. Begitu pula halaman rumahnya dibikin demikian asri sehingga enak dipandang. Ilustrasi rumah dan halaman ini adalah negeri kita tercinta, masyarakat bangsa adalah tuan rumahnya. Memang ada beberapa daerah yang sudah siap untuk melakukan hal ini, tapi sebagian besar masyarakat harus terus dibina dan dikembangkan. Tentu agar tamu itu (baca wisman atau wisnus) dapat tinggal lebih lama dan betah maka perlu disuguhi aneka makanan yang enak dan khas, begitu pula agar menyenangkan kiranya perlu ditampilkan hiburan yang unik tetapi menyenangkan, begitu pula agar tinggal lebih lama perlu melihat berbagai koleksi khazanah yang ada. Hal-hal tersebut itu tentu saja yang dalam batas tertentu mungkin berbeda dengan di negerinya para wisatawan itu sendiri.

Untuk itu semua jelas ditentukan oleh adanya daya cipta dan kreasi masyarakat yang bukan hanya dapat memelihara yang ada, tetapi juga dapat menciptakan berbagai kreasi baru sehingga berbagai jenis wisata mulai dari wisata budaya, belanja, alam, olah raga, riset dan lain sebagainya, dapat berkembang secara variatif dan terus berkelanjutan. Kesemuanya ini terletak dari bagaimana peran masyarakat dalam memajukan pariwisata. Sebab jika masyarakatnya pasif apalagi tidak punya kreatifitas maka kegiatan pariwisata akan sunyi senyap. Itu sebabnya peran masyarakat dalam memajukan pariwisata nasional bukan hanya penting tetapi juga strategis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar